Kapal Induk Prancis Charles de Gaulle Tiba di Indonesia

Kapal Induk Prancis Charles de Gaulle Tiba di Indonesia

Smallest Font
Largest Font

JAKARTA - Untuk pertama kalinya dalam sejarah, kapal induk bertenaga nuklir Prancis, Charles de Gaulle (R91), berlabuh di perairan Indonesia.

Kedatangannya disambut dengan penuh kehormatan oleh TNI Angkatan Laut, khususnya Pangkalan TNI AL (Lanal) Mataram, di Pelabuhan Gili Mas, Labuan Tereng, Lembar, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Selasa (28/01).

Kunjungan bersejarah ini merupakan bagian dari Routine Visit yang bertujuan untuk memperkuat kerja sama bilateral antara Indonesia dan Prancis dalam bidang pertahanan, keamanan maritim, serta diplomasi militer.

Kapal yang dikomandani oleh Captain Georges-Antoine Florentin, dengan Commander Task Group Rear Admiral Jacques Mallard on board, membawa 1.780 awak kapal dalam misi diplomasi strategis ini.

Kedatangan kapal induk Charles de Gaulle disambut langsung oleh Komandan Lanal Mataram, Kolonel Laut (P) Waluyo, S.H., M.Tr. Hanla., M.M., beserta staf, serta pejabat tinggi daerah, termasuk Pj. Gubernur NTB yang diwakili oleh Sekda Provinsi NTB dan perwakilan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) NTB.

Kapal Induk Charles de Gaulle: Simbol Kekuatan Maritim Prancis

Sebagai kapal induk bertenaga nuklir pertama dan satu-satunya di luar Angkatan Laut Amerika Serikat, Charles de Gaulle (R91) merupakan simbol kekuatan militer dan maritim Prancis. Kapal ini memainkan peran penting dalam berbagai operasi global, termasuk misi tempur dan patroli keamanan di kawasan strategis dunia.

Berikut adalah spesifikasi utama kapal induk Charles de Gaulle:

Panjang: 262 meter, Bobot: 42.500 ton, Kecepatan Maksimum: 27 knot (50 km/jam), Sumber Tenaga: 2 reaktor nuklir K15, memberikan jangkauan operasional tak terbatas, Kapasitas Awak: 1.780 personel, termasuk pilot dan teknisi pesawat tempur.

Daya Angkut Pesawat: Hingga 40 pesawat tempur, termasuk Dassault Rafale M, Sistem Persenjataan: Rudal pertahanan udara Aster 15, sistem pertahanan jarak dekat Sadral, radar multi-fungsi canggih, dan berbagai sistem peperangan elektronik.

Kapal induk ini berfungsi sebagai pusat komando tempur bagi Angkatan Laut Prancis dalam berbagai operasi global, mulai dari Timur Tengah, Afrika, hingga perairan Indo-Pasifik.

Tujuan Kunjungan: Memperkuat Kemitraan Maritim Indonesia-Prancis

Kedatangan kapal induk Charles de Gaulle ke Indonesia merupakan bagian dari strategi Prancis dalam memperkuat kehadirannya di kawasan Indo-Pasifik, sejalan dengan visi Indonesia sebagai poros maritim dunia.

Komandan Lanal Mataram, Kolonel Laut (P) Waluyo, dalam sambutannya menyampaikan rasa hormat atas kunjungan ini serta harapan agar kerja sama militer kedua negara semakin erat.

"Kami berharap dalam kunjungan ini, Anda tidak hanya menikmati keindahan alam Nusa Tenggara Barat tetapi juga merasakan keramahan masyarakat kami yang penuh senyum dan kehangatan. Semoga momen ini dapat memperkuat hubungan persahabatan antara Angkatan Laut Prancis dan Indonesia, terutama melalui kerja sama pertahanan dan keamanan maritim," ujar Kolonel Waluyo.

Selain untuk mempererat hubungan diplomatik, kunjungan kapal induk Charles de Gaulle juga menjadi kesempatan bagi Indonesia dan Prancis untuk berbagi pengalaman dalam operasi maritim, pengamanan jalur perdagangan internasional, serta meningkatkan interoperabilitas angkatan laut kedua negara.

Implikasi Strategis Kehadiran Charles de Gaulle di Perairan Indonesia

Kedatangan kapal induk Charles de Gaulle ke Indonesia bukan hanya sekadar kunjungan diplomatik, tetapi juga memiliki dampak strategis yang luas:

1. Memperkuat Hubungan Militer Indonesia-Prancis

Kunjungan ini menunjukkan komitmen kedua negara dalam memperkuat kerja sama pertahanan, termasuk dalam bidang pelatihan bersama, patroli maritim, dan alih teknologi pertahanan.

2. Menunjukkan Peran Prancis di Indo-Pasifik

Sebagai negara yang memiliki wilayah seberang laut di Pasifik, Prancis berupaya meningkatkan kehadiran militernya di kawasan ini untuk menjaga stabilitas dan keamanan maritim, terutama di jalur perdagangan strategis seperti Selat Malaka.

3. Meningkatkan Keamanan Jalur Perdagangan Internasional

Dengan banyaknya kapal dagang yang melintasi perairan Indonesia, kehadiran kapal induk Charles de Gaulle dapat menjadi simbol dukungan terhadap kebebasan navigasi dan keamanan maritim di perairan Indo-Pasifik.

4. Membuka Peluang Kerja Sama Industri Pertahanan

Kunjungan ini juga dapat menjadi momentum bagi Indonesia dan Prancis untuk menjajaki kerja sama di bidang industri pertahanan, seperti pengadaan kapal perang, teknologi radar, dan penguatan sistem pertahanan maritim Indonesia.

Kunjungan kapal induk Charles de Gaulle ke Indonesia menandai babak baru dalam hubungan militer dan diplomasi maritim antara Indonesia dan Prancis.

Sebagai salah satu kapal perang tercanggih di dunia, kehadirannya tidak hanya mempererat kerja sama pertahanan, tetapi juga menunjukkan pentingnya stabilitas dan keamanan maritim di kawasan Indo-Pasifik.

Ke depan, hubungan Indonesia-Prancis diharapkan semakin erat, terutama dalam bidang pertahanan, teknologi militer, dan keamanan maritim, guna menjaga stabilitas kawasan serta melindungi kepentingan strategis kedua negara di lautan.

(Red)

Editors Team
Daisy Floren
Daisy Floren
Reirisky Author

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow