Mendaki gunung Agung yang Berada di Wilayah Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali
BALI || PILARPARLEMEN.ID
Gunung ini memiliki tinggi 3.142 MDPL, dan merupakan gunung tertinggi di pulau Dewata Bali, (1/1/2024).
Dilansir dari Redaksi Satu. Jejak Sang Petualang Sutomo dan kawan-kawan, merupakan pencinta alam Indonesia. Garis khatulistiwa sebagian telah di jelejahi.
Mari kita simak jejak petualang mereka, perjalanan menuju Gunung Agung di Bali. Sutomo dan kawan-kawan dengan tekad bulat menyusuri Gunung tertinggi.3.142 MDPL di Pulau Bali.
Gunung Agung memiliki beberapa puncak, dan puncak tertingginya bernama puncak Sejati.
Gunung Agung merupakan gunung favorit bagi para pecinta alam, dan para pendaki gunung, sehingga tak mengherankan, jika gunung Agung Bali selalu ramai pengunjung.
Pada kesempatan kali pertama, yaitu pada Senin 27 Juni 2022, kami (Saya Sutomo dan Ruswanto) berencana untuk mendaki gunung Agung, melalui jalur Pura Agung Besakih.
Selain melalui Jalur Pura Agung Besakih, ada beberapa jalur pendakian lain, untuk bisa sampai ke puncak gunung Agung, di antaranya bisa melalui Jalur Pura Pasar Agung.
Jalur Pura Agung Besakih, juga biasa disebut dengan Jalur Pengubengan, karena letak basecamp pos pendaftaran pendakiannya, berdekatan dengan Pura Pengubengan.
Kami sampai di Basecamp pendaftaran Pura Pengubengan sekira pukul 20.30 WITA, sebelum melakukan pendaftaran, kami singgah ke warung di dekat Pura Pengubengan, membeli makanan dan minuman untuk bekal pendakian.
Setelah mempersiapkan segala perbekalan pendakian, terutama makanan dan minuman, kami langsung mendaftar untuk mendaki gunung Agung, pada malam hari itu juga.
Rencananya kami mendaki gunung Agung secara tik tok, jadi langsung menuju puncak gunung, kemudian turun lagi, tanpa menginap (mendirikan tenda) di gunung.
Di basecamp pendaftaran, kami mendapatkan informasi tentang tata tertib (peraturan) mendaki gunung Agung.
Di antara tata tertib (peraturan) bagi pendaki pemula, atau pendaki yang baru pertama kali, mau mendaki gunung Agung, disarankan untuk menggunakan jasa pemandu pendakian.
Setelah mempersiapkan segala perbekalan pendakian, terutama makanan dan minuman, kami langsung mendaftar untuk mendaki gunung Agung, pada malam hari itu juga.
Rencananya kami mendaki gunung Agung secara tik tok, jadi langsung menuju puncak gunung, kemudian turun lagi, tanpa menginap (mendirikan tenda) di gunung.
Di basecamp pendaftaran, kami mendapatkan informasi tentang tata tertib (peraturan) mendaki gunung Agung.
Di antara tata tertib (peraturan) bagi pendaki pemula, atau pendaki yang baru pertama kali, mau mendaki gunung Agung, disarankan untuk menggunakan jasa pemandu pendakian.
Sutomo dan Wayan Seri.
Karena kami baru untuk pertama kali, mau mendaki gunung Agung, sehingga kami menggunakan jasa pemandu, sebut nama pemandu kami mendaki gunung Agung adalah Wayan Seri.
Selesai mendaftar, sambil beristirahat sejenak, setelah perjalanan cukup jauh dari Jakarta -Bali, kami mengobrol santai dengan Wayan Seri, dan beberapa orang petugas di basecamp pos pendaftaran, tentang gunung Agung.
Di sela obrolan, Wayan Seri menyampaikan kepada kami, dengan diawali kata minta maaf, Wayan Seri menyampaikan, bahwa dalam beberapa hari ini, cuaca di gunung Agung sering terjadi hujan dan angin besar, bahkan ada badai di puncak gunung.
Sebelum kedatangan kami, Wayan Seri juga sudah mengantarkan pendaki, tetapi tidak sampai di puncak gunung, hanya bisa sampai di Pos 2, terus kembali turun gunung, karena hujan lebat dan ada badai di puncak gunung.
Untuk itu Dia minta maaf, bila dalam perjalanan pendakian nanti, ternyata kondisi cuaca tidak memungkinkan, untuk bisa sampai di puncak gunung Agung,
Dia hanya akan mengantarkan kami sampai di Pos 2, tetapi bila cuaca cerah dan mendukung, bisa langsung diantar sampai ke puncak.
Saya mendengarkan apa yang disampaikan Wayan Seri dengan seksama, dan saya membalas apa yang dikatakannya dengan tersenyum kepadanya.
Tak terasa dengan mengobrol, jam sudah menunjukkan pukul 23.00 WITA, kami bergegas mempersiapkan segala perbekalan, dan diawali dengan berdoa bersama, kemudian kami memulai pendakian gunung Agung.
Selain kami bertiga, saya, Ruswanto dan Pemandu (Wayan Seri), ada seorang pendaki lain dari luar negeri, yang ditemani seorang pemandu, yang berangkat mendaki gunung Agung pada malam itu.
Dengan penerangan lampu senter, kami mulai menelusuri jalur mendaki, sampai di Pos 1 kami istirahat sejenak, kemudian langsung meneruskan perjalanan lagi.
Karena malam hari, ditambah bulan tidak menampakkan diri, sehingga kami tidak bisa secara jelas bisa menikmati panorama alam, saat dalam perjalanan pendakian.
Tak terasa sampai juga di Pos 2, dan yang membuat kami lega dan bergembira sampai di Pos 2, adalah kondisi cuaca yang bagus dalam perjalanan, tidak hujan dan tidak ada angin besar. Di Pos 2 kami beristirahat sejenak, kemudian melanjutkan lagi perjalanan.
Sekira pukul 04.45 WITA di hari Selasa tanggal 28 Juni 2022, kami sudah sampai di Pos 3. Di pos 3 ini kami (saya dan Ruswanto) melaksanakan shalat Subuh dan beristirahat sebelum menuju Puncak Sejati.
Pendakian gunung Agung dari jalur Pura Agung Besakih, atau Pura Pengubengan, pendaki akan melewati 3 Pos, kemudian Puncak Sejati.
Jadi dari Pos 3 tidak ada lagi Pos, tetapi langsung menuju Puncak. Sebelum sampai Puncak Sejati, pendaki akan melewati Puncak 1 terlebih dahulu.
Karena hari sudah pagi, perjalanan kami dari Pos 3 menuju Puncak sejati, tidak perlu penerangan senter lagi.
Sinar matahari pun sudah mulai memancar, sehingga semburat warna merah tembaga sudah mulai tampak menghiasi langit dan puncak gunung Agung, dari Pos 3 sudah tampak jelas puncak 1.
Sambil terus berjalan mendaki, kami menikmati anugerah ilahi yaitu panorama alam gunung Agung yang indah, lautan awan berada sangat dekat dengan kami. Tak lupa kamipun mendokumentasikan dalam bentuk foto dan video.
Sampai juga di Puncak 1, dari Puncak 1 sudah tampak jelas puncak Sejati, Puncak Tertinggi Gunung Agung, karena jarak antara Puncak 1 dan Puncak Sejati tidaklah jauh.
Alhamdulillah, akhirnya sekira pukul 07.15 WITA, kami sampai di Puncak Sejati, di puncak Sejati ini kami (Sutomo dan Ruswanto), menyempatkan waktu untuk shalat Dhuha dan berdoa, sebagai ucap dan syukur kepada Allah Subhanahu wa ta’ala, yang telah memampukan kami mendaki gunung Agung sampai puncaknya.
Di puncak sejati, kami mengobrol sambil menikmati panorama alam yang indah, dari puncak sejati gunung Agung.
Dalam obrolan kali ini, kembali Wayan Seri pemandu kami dalam mendaki gunung Agung, menyampaikan kepada kami, Dia berkata, semoga bapak mendapatkan Anugerah, ditandai dengan cuaca yang bagus dan cerah.
Semoga itu tanda bapak mendapatkan ijin mendaki gunung Agung, dan mudah-mudahan bapak mendapatkan Anugerah. Kemudian saya dan Ruswanto, meng-aamiin-kan perkataannya.
Tidak lama kami di Puncak Sejati, sekira pukul 09.15 WITA, kami mulai bersiap-siap kembali turun gunung.
Pada saat turun gunung, kami bisa menikmati indahnya perjalanan dan panorama alam, yang tidak kita dapatkan pada saat perjalanan mendaki, karena mulai pendakian pada malam hari.
Sekira pukul 16.30 WITA, kami sampai di kaki gunung Agung kembali. Alhamdulillah, keselamatan dan cuaca cerah mengiringi kami, dalam perjalanan mendaki dan turun gunung Agung di Bali.
Terima kasih Wayan Seri dan semua sahabat di Bali yang telah membantu kelancaran kami dalam mendaki Puncak Sejati Gunung Agung Bali.
Saidi/E|| Red
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow