TNI AL Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran Ilegal di Perairan Kalimantan Utara
JAKARTA - TNI Angkatan Laut (TNI AL) kembali menegaskan komitmennya dalam menjaga kedaulatan dan keamanan maritim Indonesia. Kali ini, melalui Tim Second Fleet Quick Response (SFQR) dari Pangkalan TNI AL (Lanal) Nunukan, TNI AL berhasil menggagalkan upaya penyelundupan Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) non-prosedural yang hendak diberangkatkan secara ilegal ke Malaysia. Operasi ini dilakukan di Perairan Nunukan, Kalimantan Utara, pada Senin (20/01).
Operasi Patroli dan Penangkapan
Komandan Lanal Nunukan, Kolonel Laut (P) Handoyo, mengungkapkan bahwa kejadian bermula dari patroli rutin yang dilakukan tim SFQR sejak pukul 07.00 WITA. Patroli ini difokuskan di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia, yang rawan dijadikan jalur penyelundupan manusia.
Saat itu, tim SFQR mencurigai sebuah speedboat bermesin 40 PK berwarna hijau yang melaju dengan kecepatan tinggi dari Perairan Nunukan menuju Sei Ular. Setelah dilakukan pengejaran, speedboat tersebut berhasil dihentikan.
Temuan di Lokasi
Dalam pemeriksaan, tim menemukan delapan orang penumpang di speedboat, terdiri dari:
• 1 motoris berinisial N,
• 7 CPMI non-prosedural (5 pria, 1 wanita, dan 1 balita berusia lima bulan).
Seluruh penumpang tidak memiliki dokumen resmi. Para CPMI ini diketahui berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Sulawesi Selatan (Sulsel). Berdasarkan pengakuan mereka, mereka dijanjikan pekerjaan di perkebunan sawit di Malaysia dengan iming-iming gaji yang menggiurkan.
Modus Operasi Sindikat
Menurut keterangan para CPMI, mereka dikenakan biaya 500 ringgit Malaysia (sekitar Rp1,5 juta per orang) untuk perjalanan dari daerah asal menuju Kalabakan, Malaysia. Sementara itu, motoris berinisial N mengaku hanya diperintah oleh seseorang berinisial M untuk mengantar mereka ke Sei Ular, Nunukan, dengan imbalan Rp70.000 per orang.
Barang Bukti dan Langkah Selanjutnya
Selain mengamankan penumpang dan motoris, tim SFQR juga menyita sejumlah barang bukti, seperti:
• 1 unit speedboat,
• koper dan tas berisi pakaian,
• beberapa dus berisi makanan.
Seluruh penumpang, termasuk motoris, dibawa ke Mako Lanal Nunukan untuk pemeriksaan lebih lanjut, pendataan identitas, dan pengecekan kesehatan. Selanjutnya, mereka diserahkan ke Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Kalimantan Utara untuk proses hukum sesuai peraturan yang berlaku.
Tegas Melawan Perdagangan Manusia
Komandan Lanal Nunukan menegaskan bahwa pihaknya tidak akan memberi ruang bagi sindikat perdagangan manusia yang memanfaatkan jalur laut untuk melakukan aktivitas ilegal.
“Keberhasilan ini menunjukkan komitmen TNI AL dalam melindungi warga negara Indonesia dari ancaman perdagangan manusia dan eksploitasi tenaga kerja. Kami akan terus meningkatkan pengawasan di perbatasan maritim agar tidak ada lagi WNI yang menjadi korban,” tegas Kolonel Laut (P) Handoyo saat konferensi pers di Mako Lanal Nunukan.
Komitmen TNI AL untuk Keamanan Maritim
Keberhasilan ini juga sejalan dengan arahan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali, yang menekankan pentingnya pengawasan maritim untuk mencegah tindak pidana perdagangan orang (TPPO) dan penyelundupan manusia di wilayah perairan Indonesia.
Dengan meningkatnya pengawasan di wilayah perairan perbatasan, diharapkan tidak ada lagi warga negara Indonesia yang menjadi korban eksploitasi tenaga kerja oleh sindikat perdagangan manusia.
(Red)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow